Gama Multi Jalin Kerjasama di bidang Produksi Farmasi dan Kesehatan dengan Kimia Farma

Dalam rangka perluasan bidang usaha di Gama Multi Group khususnya di bidang alat kesehatan dan Farmasi, PT. Gama Multi Usaha Mandiri menjalin kerjasama dengan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk dalam hal pemasaran, distribusi dan pengembangan produk hasil penelitian dibidang Farmasi dan alat-alat kesehatan UGM. Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada tanggal 27 Mei 2013. Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan rekayasa produk dari perguruan tinggi melalui kerjasama dengan BUMN Farmasi, sesuai program Kementerian BUMN.

Kerja sama tersebut merupakan bentuk komitmen dari PT. Gama Multi dan PT. Kimia Farma untuk memproduksi dan mendistribusikan produk hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi untuk membantu masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau.

Dalam hal ini, Universitas Gadjah Mada melalui unit usahanya, PT. Gama Multi Usaha Mandiri, mengawali kegiatan tersebut, dimana merupakan kelanjutan dari rencana Universitas Gadjah Mada untuk mewujudkan hilirisasi hasil penelitian UGM dengan bantuan BUMN/Industri. Proses penjajakan rencana tersebut dikuatkan dengan MoU antara UGM dengan Kimia Farma yang secara prinsip mengatur kerjasama produksi dan pemasaran bersama beberapa produk alat kesehatan.

Terkait dengan kerjasama tersebut, Gama Multi Usaha Mandiri akan menjalankan usaha tersebut melalui anak perusahaannya, PT. Swayasa Prakarsa, yang merupakan produsen alat kesehatan, obat dan obat tradisional (obat herbal). PT Swayasa Prakarsa adalah badan usaha resmi yang akan memproduksi alat kesehatan tersebut dan mendistribusikannya, dengan didukung oleh para peneliti dari UGM.

Selain Direktur Utama Gama Multi Group, M. Afrizal Hernandar dan Direktur Utama PT. Kimia Farma Tbk, Rusdi Rosman, turut hadir dalam acara tersebut, Listyani Wijayanti (Deputi bidang Teknologi Agroindustri & Bioteknologi-BPPT), Siti Darwati (Kepala Pusat Radioisotop BATAN) dan Daryono Hadi Tjahjono (Dekan Sekolah Farmasi ITB). Diharapkan dengan terjalinnya kerjasama ini, industrialisasi hasil riset alat kesehatan di Indonesia dapat berkembang dengan pesat, sehingga akan dapat mewujudkan kemandirian alat kesehatan Indonesia.(pink)